Jumat, 30 Desember 2011

puisi untuk ibu

Tak Tertaklukkan
Halus lenganmu
Hangat senyummu
Hembuskan sinar kasih

Binar matamu
Lembut belaimu
Sejukkan jiwa

Tetes air mata
Mengiringi goresan tinta
Terdiam membisu
Seribu kata tak terajut
Terpendam amat dalam

Mulut terbuka
Siap melontarkan
1000 maaf dan...
10000 terimakasih
Sykurku lebih dari maafku

Terimaksih...
Detik ini...
Engkau masih menopangku
Denganmu, aku utuh
Tanpamu, aku rapuh

Terimakasih...
Detik ini...
Karenamu, roh tertancap erat di jiwa
Tanpamu, aku hilang tanpa penjuru

Kau menegakkan sandaranku
Kau menajamkan pandanganku
Kau mengokohkan kakiku

Detik ini...
Aku masih berdiri di atas kaki
Memandang dengan kedua mata
Bersandar dengan tegak
Memikul dengan pundak

Berikan kekuatan tak terbatas
Tak tertandingi, gaib, dan sempurna
Kau tak tertaklukkan

Selasa, 04 Oktober 2011

Terjatuh di Pelukanmu

“Kuk...ku..ruyukk....”, suara ayam jantan berkokok mengomando orang rumah pertanda pagi menjemput. Ku sambut pagi ini dengan penuh semangat.Tak lupa sebelum memulai hari ini ku basuh wajahku dengan mata air yang jaraknya hanya beberapa langkah dari rumah paman Muffin.

Jumat, 30 September 2011

Ungkapan Diary

Pagi itu tepat pukul 08.00 pagi.Seperti biasanya, pagi itu terselimuti oleh kabut yang tebal. Tak terdengar suara langkah pun kala itu.Aku memasang mata dari balik jendela.Jendela yang seolah mati mampu menjadi saksi bisu awal pertemuan kami. Pertemuan yang seolah tak pernah berakhir. Penantian yang seolah terjawab. Pengiring jiwa yang sepi kini telah datang.”kring...kring” terdengar sayub-sayub bunyi bel sepeda.”kring...kring”kini semakin jelas, dan seorang tiba-tiba muncul dari balik kabut lengkap dengan ontel butut yang bersedia mengikuti kemana langkah tuannya.

Memori Terbangun

Pagi yang begitu dingin mampu membuatku menggigil.Terpaan angin mampu menembus sweter dan syal hijau yang ku kenakan.Pohon jati yang tadinya terdiam mampu sedikit tergoda untuk bergoyang merefleksikan diri menngugurkan potongan-potongan daunnya.Mentari yang tadinya malu menampakkan rupa, kini telah tersenyum padaku.Itu cukup membantu mengusir rasa menggigilku.
“Cherry”, teriak seorang wanita mengenakan daster ungu yang kusut. Seperti biasa, ia selalu membiarkan rambutnya terurai bebas.Benar dia adalah wanita yang telah menghadirkanku ke dunia ini.Sosok wanita tegar, sabar, dan penyayang yang tak pernah ada keraguan dalam hatinya.Wanita yang akrab di sapa Ny. Joe.

Memori Cinta

Hmmm.....Memori Cinta???apa sih maksudnya.Well, memori cinta ini adalah bagian dari kumpulan cerpen-cerpen yang aku buat sendiri.Cerpen-cerpen ini ku bagi menjadi beberapa judul dalam beberapa bagian.Dengan mengangkat kisah sehari-hari, ku ungkap semuanya.Mudah-mudahan kalian bisa mengikuti alur ceritanya dan bisa mendapat pelajaran.I hope you'll enjoy from this story.

Jumat, 16 September 2011

Ramadhan Mengukir Realita

“Kring,kring.......”terdengar sayup-sayup bunyi jam wakerku di atas ranjang.Sirine bangun pagi mengahadapi mentari telah dibunyikan.Walaupun lebih tepatnya sang fajar yang lebih dulu terlihat.Tidak ada keraguan sedikitpun dalam hati untuk tetap memeluk guling merahku dan tetap berlindung di balik selimut tebalku.